Pages

Minggu, 14 Maret 2010

Pupuk Organik

Kelompok Tani Dilatih Buat Pupuk Organik


BIREUEN-Petugas Penyuluh Lapangan pada Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, (BP3K), Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Rabu (3/3) melaksanakan pelatihan membuat pupuk organik bagi dua kelompok tani di dua desa dalam kecamatan setempat.

Pelatihan pembuatan pupuk organik diikuti kelompok tani Baro Tabina dari Desa Blang Ketumba, dan kelompok tani Gunci Meh Desa Seunebok Gunci yang merupakan program rutin untuk memberdayakan ekonomi masyarakat petani dan khususnya mengampanyekan pertanian menggunakan pupuk organik dengan menguranggi penggunaan pupuk kimia.

Demikian disampaikan Arsyadi, seorang penyuluh lapangan saat dikonfirmasi wartawan koran ini melalui seluler, kemarin."Kegiatan pelatihan pembuatan kompos dibiayai melalui dana swadaya PPL dan kelompok tani di dua desa ini,"jelas Arsyadi.

Menurutnya lagi, bahan baku dasar pembuatan kompos atau pupuk organic tersebut menggunakan dedauan kakao, serbuk gergaji dan kotoran lembu ditambah dengan bahan dijual dipasaran yakni efektif mikro organisme (EM4) atau bakteri pengurai.

Menjawab koran ini, tentang bagaimana dengan peluang pemasaran pupuk organic tersebut selanjutnya. Kata dia, saat ini PPL dari BP3K Juli baru sebatas memberikan pelatihan dan belum mengarahkan terhadap peluang pemasaran.

“Kami berharap petani di kedua kelompok tani itu dan petani di Kecamatan Juli khususnya dan di Bireuen umumnya, kedepan lebih cenderung menggunakan pupuk organic dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia,” harap Arsyadi. (rah)

Rabu, 24 Februari 2010

Mengendalikan Penyakit CMV (Keriting pada Cabe)

Mengatasi Keriting pada Cabe

Oleh : Ita Harmastuti

Penyakit keriting pada cabe sering ditandai dengan gejala: daun kecil, keriting, pucat bergaris, buah kecil, bengkok dan ringan. Penyakit semacam ini bisa dibilang cukup umum daan banyak sekali terjadi di Lapangan.

Penyebabnya adalah CMV (Cucumber Mosaic Virus). Vektornya/penyebabnya berupa Aphid dan Thrips (ngengat). Aphid memiliki mulut berupa alat tusuk dan hisap. Pada saat ia berada di permukaan daun, Aphid akan menghisap zat-zat dari daun, sehingga otomatis dia akan bisa menularkan penyakit (virus) dan memperbanyak diri dalam tanaman tersebut. Sedangkan Thrips bekerja dengan menusuk klorofil (zat hijau daun) yang sangat diperlukan dalam proses pembuatan zat makanan bagi tumbuhan. Akibatnya, daun menjadi pucat dan tidak dapat mensupply kebutuhan organ lain.

Tindakan kuratif yang dapat kita lakukan adalah mmenyemprotnya dengan insektisida.

Dosis, konsentrasi, dan volume :
-Untuk Cabe Dewasa
-Dosis: 1 liter Curacron 500 EEC per ha.
-Konsentraasi: 2 ml per liter air, dan volume semprot 500 liter per ha.

Cara semprot: merata dan menyeluruh pada tanaman. Kabut semprotan harus halus sehingga mengenai setiap titik pada tumbuhan, sehingga hasil yang dicapai dapat lebih optimal.

Masa penyemprotan: Jika pada masa persemaian diserang hama, harus disemprot sejak dini. Sehari sebelum pindah, tanaman hendaknya disemprot lagi karena diharapkan tanaman akan terlindung dari serangan hama pada minggu-minggu pertama setelah anak semai dipindah ke lapangan. Di lapangan penyemprotan dilakukan seminggu atau 2 minggu sekali, dan dihentikan 2 minggu sebelum pemehkan/panen, agar zat aktif dalam insektisida tidak lagi bekerja, dan produksi cabe dapat dikonsummsi dengan aman.